-->
Hello friends,,, kali ini saya ingin mengenalkan sedikit
dari kekayaan budaya kita, yaitu Bahasa
Jawa. Sebagai Warga Negara yang baik, pastilah kita harus bisa melestarikan,
minimal mengerti meskipun hanya sekilas tentang budaya kita bukan ? Disini saya
mencoba mempublikasikan sedikit yang saya ketahui tentang Bahasa Jawa yang saya
rangkum dari beberapa buku di rumah saya. Yang paling identik dengan Bahasa
Jawa selain Unggah-ungguh Basa ialah tentang Pewayangan, saya punya info
tentang :
a.
Wayang Purwa
·
Asal-usul
Wayang purwa adalah bagian dari beberapa
macam yang ada, diantaranya wayang gedog, wayang madya, wayang klitik purwa,
wayang wahyu wahono dan sebagainya.
Wayang purwa sudah ada beberapa tahun yang
lalu dimana wayang timbul pertama fungsinya sebagai upacara menyembah roh nenek
moyang. Jadi merupakan upacara khusus yang dilakukan nenek moyang untuk
mengenang arwah para leluhur. Bentuk wayang masih sangat sederhana yang
dipentingkan bukan bentuk wayang, tetapi bayangan dari wayangan tersebut.
Perkembangan jaman dan budaya manusia
selalu berkembang, wayang ikut pula terpengaruh hingga bentuk wayangpun
berubah, contoh : bentuk mata wayang seperti bentuk mata manusia, tangan
bergabung menjadi satu dengan badannya, dan tangan wayang dipisah untuk
selanjutnya diberi pewarna; perkembangan wayang pesat pada jaman para wali,
diantaranya Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan yang lain yang ikut merubah bentuk
wayang sehingga lebih indah. Langkah penyempurnaan di jaman Sultan Agung
Hanyakrakusuma, jaman kerajaan Pajang, Karajaan Surakarta jaman Pakubuwono
banyak sekali menyempurnakan bentuk wayang sehingga tercipta bentuk seperti
sekarang ini.
·
Pengaturan Wayang
Jumlah wayang dalam satu kotak
tidak sama tergantung kepada pemiliknya. Jadi ada wayang yang jumlahnya sampai
400 wayang, 350 wayang ada yang jumlahnya hanya 180 wayang dan ada yang kurang
dari itu. Biasanya wayang yang banyak, wayang yang rangkap serta wanda yang
banyak sesuai yang diinginkan. Pengaturan wayang pada layar atau kelir disebut
simpingan. Di dalamnya ada simpingan kanan dan simpingan kiri. Wayang eblekan
adalah wayang yang masih diatur rapi di dalam kotak, tidak ikut disimping.
Wayang duduhan adalah wayang yang diletakkan di sisi kanan dhalang.
·
Arti dan Lambang
Jika teman-teman menonton wayang
purwa, baik yang dipagelarkan semalaman ataupun yang dipegelarkan padat, maka
jika direnungkan benar didalamnya terkandung banyak nilai serta ajaran-ajaran
hidup yang sangat berguna. Semua yang ditampilkan baik berupa tokoh dan yang
berupa medium yang lain di dalamnya banyak mengandung nilai filosofi. Secara
gampang saja baru melihat simpingan wayang, orang telah mempunyai penilaian,
bahwa simpingan kanan melambangkan tokoh yang baik, simpingan kiri melambangkan
tokoh yang jelek atau buruk. Kalau kita melihat peragaan wayang, wayang yang
diletakkan atau diperangkan tangan kiri pastilah kalah. Tetapi hal ini tidak
semua benar. Di dalam pedalangan kaya akan nilai-nilai di dalamnya, diantaranya
nilai kepahlawanan contohnya pada tokoh Kumbakarna dan Adipati Karna; Kesetiyaan
contohnya pada tokoh Dewi Sinta, Raden Sumantri (Patih Suwanda) dan
sebagainya; keangkaramurkaan contohnya
pada tokoh Rahwana, Duryudana dan sebagainya; kejujuran contohnya pada tokoh
Puntadewa.
Arti lambang juga terdapat dalam
pekeliran lewat lakon-lakon wayang. Kalau kita mengamati tokoh Dewa Ruci di
dalamnya mengandung lambang kehidupan manusia di dalam mencapai cita-cita
hidup, kita harus dapat melewati berbagai tantangan, jika kita berhasil, kita
akan mendapatkan kesuksesan.
b.
Satriya
lan Kasatriyane
·
Raden Anoman :
Kendhali Sada
·
Raden Abimanyu :
Plangkawati
·
Raden Aswotomo :
Sokolima
·
Raden Dursasana :
Bajar Jumput
·
Raden Gathutkaca :
Pringgadani
·
Raden Irawan :
Yasarata
·
Raden Janaka :
Madukara
·
Raden Suman :
Plaasa Jenar
·
Raden Udawa :
Widara Kandhang
·
Raden Werkudara :
Jodhipati
·
Raden Somba :
Prang Garudha
·
Raden Ontorejo :
Jangkar Bumi
·
Raden Ontosena :
Sapta Baruna
·
Raden Kartamarma :
Tirta Tinalang
·
Raden Sadewa :
Sawojajar
·
Raden Setiyaka :
Tambak Emas
·
Raden Setyakti :
Lesanpura
c.
Ratu (Narendra) lan Negarane
·
Prabu
Arjuna sasra : Maespati
·
Prabu Abiyasa :
Ngastina
·
Prabu Basudewa :
Mandura
·
Prabu Baladewa :
Mandura
·
Prabu Duryadana :
Ngastina
·
Prabu Dewi Srani :
Rancang Kencana
·
Prabu Dasamuka :
Ngalengka
·
Prabu Dasarata :
Ayodya pala/ Kosala
·
Prabu Janaka :
Manthili
·
Prabu Jangkang Mardeya:Paranggubarja
·
Prabu Kresna :
Dwarawati
·
Prabu Karna :
Ngawangga
·
Prabu Matswapati :
Wiratha
·
Prabu Niwatakawaca : Ima Imantaka
·
Prabu Puntadewa :
Ngamarta
·
Prabu Palgunadi :
Paranggelung
·
Prabu Pandhu :
Ngastina
·
Prabu Rama :
Pancawati
·
Prabu Somali :
Palebur Gangsa
·
Prabu Suteja :
Trajurisna
·
Prabu Sugriwa :
Guwa Kiskendha
·
Prabu Selyapati :
Mandaraka
Nah, segitu dulu yah, besok-besok saya tambahin lagi.
Semoga bermanfaat,
0 komentar:
Posting Komentar