-->
KISAH ATLANTIS
Dirangkum oleh: Bernard Prasodjo
Dirangkum oleh: Bernard Prasodjo
Sejarah singkat benua
yang hilang
Sebuah daratan seluas benua Eropa, dengan kota-kota yang indah, teknologi yang maju dan dengan pemerintahan yang diimpikan semua orang …, dilanda bencana alam yang dahsyat, luluh lantak dan tenggelam ke dasar laut, lenyap untuk selamanya. Legenda mengenai Atlantis ini sudah muncul lebih dari dua ribu tahun yang lalu, dan bagaimanapun kemungkinan kebenarannya, ini merupakan peninggalan yang sangat terhormat; karena yang mula-mula memunculkan kisahnya adalah Plato.
Sebuah daratan seluas benua Eropa, dengan kota-kota yang indah, teknologi yang maju dan dengan pemerintahan yang diimpikan semua orang …, dilanda bencana alam yang dahsyat, luluh lantak dan tenggelam ke dasar laut, lenyap untuk selamanya. Legenda mengenai Atlantis ini sudah muncul lebih dari dua ribu tahun yang lalu, dan bagaimanapun kemungkinan kebenarannya, ini merupakan peninggalan yang sangat terhormat; karena yang mula-mula memunculkan kisahnya adalah Plato.
Filsuf besar Yunani ini menulis tentang Atlantis dalam
dua dari dialog-dialognya, “Timaeus” dan “Critias”, sekitar tahun 370 sebelum
masehi.
Plato menyatakan bahwa kisah ini, yang menurutnya adalah nyata, berasal dari catatan berumur 200 tahun peninggalan penguasa Yunani, Solon yang mendengar tentang Atlantis dari seorang pendeta Mesir. Plato mengatakan bahwa benua itu terletak di Samudera Atlantik didekat selat Gibraltar sebelum akhirnya hancur 10.000 tahun yang lalu.
Plato menyatakan bahwa kisah ini, yang menurutnya adalah nyata, berasal dari catatan berumur 200 tahun peninggalan penguasa Yunani, Solon yang mendengar tentang Atlantis dari seorang pendeta Mesir. Plato mengatakan bahwa benua itu terletak di Samudera Atlantik didekat selat Gibraltar sebelum akhirnya hancur 10.000 tahun yang lalu.
Di dalam “Timaeus”, Plato menggambarkan Atlantis
sebagai bangsa yang makmur dan sedang memperluas kekuasaannya, “Sekarang di
Benua Atlantis terdapat sebuah kerajaan yang besar dan terkenal, dengan
penguasa bijaksana yang memerintah seluruh benua dan beberapa pulau lain
disekitarnya,” tulisnya, “Dan, lebih jauh lagi, penduduk Atlantis merupakan
bagian dari bangsa Libya yang membentang dari Heracles sampai Mesir, dan dari
Eropa sampai Tirenia.”
Plato selanjutnya mengatakan bagaimana Atlantis
membuat sebuah kesalahan fatal dengan berusaha menaklukan Yunani, mereka tidak
sanggup mengalahkan pasukan Yunani, dan karena kekalahan ini, bencana alam
menyusul dan mengakhiri nasibnya.
“Timaeus” melanjutkan; “Tetapi setelah itu berlangsung
gempa bumi dahsyat dan banjir besar; karena nasib buruk, dalam sehari-semalam
semua orang yang menyukai perang ini tenggelam ditelan bumi, demikian juga
dengan Benua Atlantis, lenyap di kedalaman lautan.”
Yang menarik, Plato lebih lanjut mengisahkan tentang
Atlantis dalam cerita yang lebih menjurus ke metafisika di dalam “Critias”. Di
situ dia menggambarkan benua yang hilang itu sebagai kerajaan Poseidon, Dewa
Laut. Atlantis adalah juga sebuah masyarakat yang terhormat dan canggih, yang
selalu dalam kedamaian selama berabad-abad, sampai pada akhirnya orang-orangnya
tidak lagi merasa puas dan menjadi tamak, marah karena mereka mengingkari
kehormatannya, Zeus memutuskan menghukum mereka dengan menghancurkan Atlantis.
Walaupun Plato merupakan orang yang pertama kali menggunakan
kata “Atlantis”, ada kisah yang mendahului legenda ini, ada sebuah legenda
Mesir yang mungkin didengar oleh Solon ketika dia pergi ke Mesir, yang beberapa
tahun kemudian diceritakannya pada Plato, sebuah suku bangsa di pulau Keftiu,
yang menurut legenda Yunani, tempat dimana salah satu dari empat pilar
penyangga langit berada, dikisahkan mengenai sebuah bangsa yang penuh kemuliaan
dan mempunyai peradaban yang sangat maju, yang kemudian hancur dan tenggelam ke
dasar samudra.
Yang lebih penting, ada sebuah kisah lain yang mirip
dengan cerita mengenai Atlantis yang lebih mendekati dunia Plato, sebuah
istilah yang berhubungan dengan waktu dan ilmu bumi …, dan ini lebih
berdasarkan kenyataan:
Peradaban Minoan yang berlandaskan pada budaya yang
mulia dan damai, berada di pulau Kreta, 2200 tahun sebelum masehi. Di pulau
Minoan di kawasan Santorini, yang kemudian dikenal dengan Thera, ada sebuah
gunung berapi yang sangat besar, pada tahun 1470 SM, gunung itu meletus dengan
kekuatan yang diperkirakan lebih besar dari letusan gunung Krakatau,
melenyapkan semua yang ada dipermukaan tanah, gempa bumi dan tsunami yang
menyertainya, menghancurkan kebudayaan Minoan yang tersisa. Mungkin Santorini
adalah “Atlantis yang sebenarnya”. Beberapa orang yang tidak setuju dengan
pendapat ini, mengemukakan alasan bahwa Plato menyatakan Atlantis tenggelam
10.000 tahun yang lalu, sedangkan bencana Minoan terjadi 3.500 tahun yang lalu,
mungkin saja ada kesalahan penterjemahan tentang tahun-tahun yang sebenarnya
ditulis oleh Plato, atau mungkin saja dengan sengaja dia telah mengaburkan
kenyataan sejarah demi kepentingannya. Masih ada satu kemungkinan kuat lainnya;
Plato hanya mengarang kisah mengenai Atlantis ini.
Kisah benua yang tenggelam ini terus hidup dari
generasi kegenerasi selanjutnya. Seorang pemikir Yunani lainnya, seperti
Aristoteles dan Pliny, mempertanyakan mengenai eksistensi Atlantis, sedangkan
Plutarch dan Herodotus menulisnya sebagai kenyataan sejarah. Atlantis sekarang
menjadi cerita rakyat di seluruh dunia, tergambar di peta, dan terus dicari
oleh para penjelajah.
Pada tahun 1882, Ignatius Donnelly, anggota konggres
Amerika dari Minnesota, memperkenalkan legenda ini kepada masyarakat Amerika
melalui bukunya, Atlantis: sebuah dunia yang sangat kuno, kemudian seorang
Paranormal, Edgar Cayce (1877 – 1945) menjadi seorang ahli mengenai seluk beluk
Atlantis, dia dikenal luas sebagai “The Sleeping Prophet”. Cayce dikenal
mempunyai keahlian melihat ke masa depan dan berkomunikasi dengan roh orang
yang sudah lama sekali meninggal.
Cayce mengatakan bahwa Atlantis terletak di dekat
pulau Bermuda Bimini. Dia yakin bahwa penduduk Atlantis menguasai teknologi
yang sangat maju, termasuk “Kristal Api” yang mempunyai energi teramat kuat,
yang digunakan sebagai sumber energi. Bencana yang disebabkan oleh tidak dapat
dikontrolnya kristal api ini, mengakibatkan tenggelamnya Atlantis, ini
kendengaran seperti peringatan akan bahaya tenaga nuklir. Karena kristal api
yang sudah rusak ini tetap aktif di bawah gelombang samudra, dan terus memancarkan
gelombang energi yang mengganggu navigasi kapal atau pesawat terbang yang
melintas, daerah Bermuda ini kemudian oleh Cayce disebut dengan segitiga
Bermuda.
Cayce meramalkan bahwa sebagian dari Atlantis akan
kembali muncul ke permukaan pada akhir abad ke duapuluh satu ini. Dengan
penjejakan sonar dan pengetahuan modern yang disebut lempeng tektonik, belum
dapat dipastikan apakah Atlantis benar-benar pernah ada. Tetapi terdapat
persamaan budaya dan legenda pada suku bangsa di sekitar kawasan itu tentang
adanya Atlantis, walaupun dalam versi dan nama yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar